Dalang Ikhsanudin mementaskan lakon semar boyong

DEMAK – Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Demak sukses menggelar pagelaran wayang kulit di Gedng Serba Guna Desa Bolo, Demak, pada Sabtu malam, 15 November 2025. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Wayang Sedunia dan menampilkan lakon populer ‘Semar Boyong’.

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut merupakan bentuk komitmen PEPADI Demak dalam melestarikan seni budaya adiluhung yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Peringatan Hari Wayang Sedunia ini menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap seni pedalangan.

Lakon ‘Semar Boyong’ yang sarat pesan moral mengenai kepemimpinan ideal, tanggung jawab, dan nilai-nilai kerakyatan, dibawakan dengan apik oleh Dalang Ki Ikhsanudin. Pertunjukan yang dipenuhi humor dan filosofi ini disaksikan oleh ratusan warga Desa Bolo dan sekitarnya.

Wakil Ketua Pepadi Demak, Agung Hidayanto sedang membacakan sejarah wayang

Acara diawali dengan Pentas Dalang Cilik dari Mranggen, dilanjutkan pembacaan sejarah wayang oleh wakil ketua Pepadi Demak, Agung Hidayanto, yang dalam perkembangannya pada tanggal 7 November 2003 wayang oleh Unesco ditetapkan dalam daftar warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya tak benda. Dan selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari wayang nasional dengan keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2018.

Ketua Pepadi Demak, Haris Wahyudi Ridwan menyampaikan sambutan

Haris Wahyudi Ridwan, selaku Ketua PEPADI Demak, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini, “Melalui lakon ‘Semar Boyong’, kami berharap masyarakat dapat mengambil hikmah tentang pentingnya tokoh panakawan seperti Semar dalam menjaga keseimbangan alam dan nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan ini adalah upaya nyata kami untuk melestarikan dan mengembangkan seni wayang kulit di Demak,” ujarnya.

Masyarakat Desa Bolo antusias menyaksikan wayang kulit

Antusiasme masyarakat Desa Bolo sangat tinggi, terlihat dari padatnya Gedung Serba Guna  Desa dan sambutan meriah sepanjang pertunjukan, membuktikan bahwa wayang kulit tetap menjadi tontonan yang merakyat dan dinantikan. Turut hadir menyaksikan pagelaran wayang tersebut, sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Ahmad Sugiharto.

Kepala Desa Bolo, Wiknyo Utomo, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif PEPADI Demak yang memilih desanya sebagai lokasi peringatan.

“Kami sangat bangga Desa Bolo dijadikan tuan rumah untuk acara sebesar ini. Kegiatan budaya seperti ini tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga mempererat silaturahmi antarwarga,” kata Wiknyo Utomo.

PEPADI Demak berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga agar warisan budaya wayang kulit dapat terus dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang. -4h


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *