
DEMAK – Dalam rangka memperingati Hari Wayang Sedunia yang jatuh pada tanggal 7 November, Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Demak menggelar pagelaran wayang kulit halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak, pada Jumat malam (8/11).
Acara tersebut berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, seniman lokal, hingga warga yang antusias menyaksikan seni budaya tradisional ini. Pagelaran menghadirkan dalang ternama Ki Ikhsanudin, S.Sn yang membawakan lakon “Srikandi Kridha” dengan penuh makna dan pesan moral.
Ketua PEPADI Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan seni budaya wayang kulit sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO, sekaligus meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap tradisi lokal.
“Pagelaran ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan seni pedalangan di Kabupaten Demak. Selain sebagai hiburan, wayang kulit juga menyampaikan pesan moral yang relevan dengan kehidupan saat ini,” ujar Haris.

Sekda Akhmad Sugiharto ST,MT yang turut hadir pada acara tersebut, menyatakan bahwa Hari Wayang Nasional menjadi momentum melestarikan budaya peninggalan Sunan Kalijaga agar tidak punah.
“ Dengan peringatan Hari Wayang Nasional, tentunya dapat menjadi momentum dalam upaya melestarikan budaya asli peninggalan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dari Demak, kemudian dengan menciptakan wayang untuk sarana mensyiarkan agama Islam dengan budi pekerti adiluhung hingga ke seluruh nusantara. Maka tidak berlebihan jika saatnya Pemkab Demak terus berupaya agar wayang tidak punah digerus dengan tehnologi gadget dan lain-lain”, kata Sugiharto
Acara ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinas Pendidkan dan Kebudayaan. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan, Isman, SH, menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan semacam ini sebagai upaya menjaga eksistensi budaya lokal.
Warga yang hadir mengaku terhibur dan merasa bangga karena seni wayang kulit masih mendapatkan tempat di hati masyarakat. “Kegiatan seperti ini harus sering diadakan, apalagi untuk anak muda agar mereka lebih mengenal budaya sendiri,” kata Luluk, salah satu penonton.
Pagelaran ini diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari penonton yang menyaksikan hingga tengah malam, membuktikan bahwa wayang kulit tetap menjadi salah satu seni tradisional yang tak lekang oleh waktu. (4H)
0 Komentar